Merana memang merana, kalau putus cinta
Merana memang merana, kalau putus cinta
Berduka tentu berduka, kalau gagal cita
Tetapi jangan sampai jadi putus asa
Dan jangan sampai jadi gelap mata
Merana boleh merana, serananya saja
Berduka boleh berduka, sedukanya saja
Jangankan cuma tersayang
Nyawa pun bisa melayang
Jangankan cuma tercinta
Raga pun pasti bisa terpisah
Jangankan cuma sukaan
Semesta pun ditinggalkan
Semuanya di dunia berpisah
Makanya kalau menyinta, jangan sepenuhnya
Makanya kalau bahagia, jangan sampai lupa
Sehingga kalau tiba saatnya berpisah Rona, rona semerah jingga
Membekas di langit senja membara
Mata, mata yang selalu basah
Tak mampu menahan gejolak jiwa
Bangkit meronta
Laksana gelombang garang
Ingin melepaskan semua belenggu
Rantai-rantai derita
Rona, rona semerah jingga
Membekas di langit senja membara
Nasib si miskin berkawan dengan derita
Begitu erat seakan tak mungkin berpisah
Maut baginya terkatung hijau dan megah
Sedangkan hidup mendera tak mengenal iba
Ilahi jua tempat pertolongan
Manusia hanya berkata kasihan
Rona, rona semerah jingga
Mengungkap derita insan yang papa
Mata, mata yang selalu basah
Tercermin hausnya akan bahagia
Hidup sengsara penuh dengan kemiskinan
Duka yang menimpa tiada hentinya
Sepanjang jalan dunia
Sepanjang jalan dunia
Sepanjang jalan dunia
Tak terlalu kecewa tak terlalu parah
Merana boleh merana, serananya saja
Berduka boleh berduka, sedukanya saja